Senin, 27 September 2010

Industri musik VS Pemusik

Keseragaman sedang dialamami musik negeri saat ini. Gejala paranoid menjangkit industri musik, paranoid akan kebangkrutan yang diakibatkan semakin legalnya kegiatan pembajakan. Sifat paranoid pasti akan membuahkan sikap yang berlebihan. Akhirnya jurus cari aman adalah solusi yang diambil industri untuk tetap bertahan. Sikap berlebihan cari aman inilah yang melahirkan keseragaman warna dalam musik negeri. Akhirnya industri musik seperti diktator yang menyetir selera musik masyarakat dan karya para pemusik. Tapi anehnya cara itu berhasil, industri mampu berkelit dari serangan pembajak dan pemusik yang bisa kompromi dapat menyelamatkan dapurnya tetap mengepul. Lalu masalahnya apa? Tentu ada bahkan sangat besar, kemiskinan budaya itulah yang terjadi,tapi siapa yang perduli?
Pembajakan memang menghasilkan efek domino yang luar biasa, dimana yang terbunuh bukan hanya pelaku industri namun juga idealisme seniman dan apresiasi seni masyarakat. Ternyata para pembajak profesional yang melakukan duplikasi kaset ataupun CD yang kegiatanya sangat menghawatirkan itu tidak ada apa-apanya dibandingkan kegiatan pembajakan non profesional yang sepertinya sepele seperti download lagu di internet atau konter HP, bagi-bagi lagu lewat bluetooth atau copy paste dari flashdisk.
Siapa yang tidak mau musik gratis? Bagi pemusik hal itu bukan masalah, bahkan banyak pemusik besar dunia yang sudah melakukan menggratiskan karyanya seperti madona,prince,radio head dll. Karena bagi mereka pendiktean yang dilakukan industri sudah keterlaluan. Mereka menggratiskan lagu-lagu baru mereka didownload dan membagikan CD nya secara gratis pula. Penggratisan yang dilakukan sebenarnya adalah strategi marketing dalam upaya mendongkrak angka penjualan tiket panggung mereka. Akhirnya media panggung lah yang mereka pilih dalam mengekpresikan karyanya sekaligus dalam mencari nafkah.
Akhirnya industri musikpun menghadapi musuh baru yaitu artis-artis pemusik itu sendiri yang satu persatu mulai hengkang mencari jalanya sendiri dalam mencari nafkah. Industri musik yang hampir saja memenangkan perangnya melawan pembajak dengan cara banting setir jadi jualan RBT, sekarang harus manghadapi serangan baru dari artisnya sendiri.
Adakah suatu revolusi dalam industri musik? Kita lihat siapa yang jadi pemenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar